Mengangkat tema “Sinergitas Pendidikan Vokasional, Pemerintah Daerah dan Industri dalam Upaya Membangun Kompetensi Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Untuk Daya Saing Bangsa” Politeknik Negeri Ketapang menggelar Seminar Industri pada Rabu, 26 September 2018 di Pendopo Bupati Kabupaten Ketapang. Seminar ini hasil kerjasama Politeknik Negeri Ketapang dan Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang.
Ketua panitia Seminar Industri, Normansyah, ST., MT. mengatakan bahwa pelaksanaan seminar industri ini diharapkan menjadi media berbagi informasi tentang kondisi era industri saat ini. Beliau juga melaporkan jumlah peserta yang hadir sekitar 200 orang yang berasal dari pelaku Industri perkebunan, UMKM, Institusi dan akademisi.
Bupati Kabupaten Ketapang, Martin Rantan, S.H, M.Sos dalam sambutannya menyampaikan perlu adanya peningkatan kualitas dan sumber daya manusia yang ditinggikan. Dosen dan mahasiswa diharapkan dapat mampu beradaptasi untuk menghadapi perubahan. Bupati juga mengharapkan adanya dukungan dari perusahaan/industri yang ada di kabupaten Ketapang untuk ikut berkontribusi di bidang pendidikan, dalam hal ini memberikan beasiswa kepada mahasiswa untuk meningkatkan mutu SDM.
“Di tahun 2017, PT. Ketapang Industrial Park (KIP) sudah memberikan beasiswa kepada mahasiswa untuk sekolah di Shouzou, China. Di tahun 2018 ini juga mereka akan mengirim lagi mahasiswa ke sana. Harap untuk perusahaan lainnya juga dimohon untuk dapat memberikan beasiswa kepada mahasiswa kita. Jika omongan saya ini tidak diindahkan, Saya akan panggil bagian Hukum untuk membuat perda terkait hal ini. Jadi perusahaan-perusahaan yang sudah mengambil untung di bumi Ketapang ini jangan hanya mau mengambil tanpa mau memberi.” ungkapnya sambil tertawa.
Acara Seminar Industri ini dibuka oleh Direktur Politeknik Negeri Ketapang, Dr. Ir. Hj. Nurmala, MM. Dalam sambutannya disampaikan bahwa peran industri dalam melaksanakan pendidikan vokasi masih sangat minimal. Untuk lebih meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja dan industri, jumlah pendidikan vokasi harus ditingkatkan dan keterlibatan industri harus diintensifkan.
Peningkatan relevansi pendidikan tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tidak mungkin dilakukan oleh perguruan tinggi itu sendiri, upaya tersebut membutuhkan kerjasama antar institusi pendidikan tinggi, institusi riset, berbagai unit pemerintahan, dunia kerja dan industri serta pemangku kepentingan lainnya.
“Seorang akademisi dalam hal ini, tidak boleh hanya berhenti setelah bisa menghasilkan publikasi, prototype atau paten saja, tetapi harus dilanjutkan sampai mencapai technology readiness level (TRL) 9 (sembilan) kemudian dikerjasamakan dengan industri agar bisa diproduksi dan dipasarkan secara massal”, ungkap Direktur.
Direktur berharap kerjasama antara perguruan tinggi dan pelaku industri lebih dioptimalkan sehingga diperlukan upaya yang lebih sistemik, terintegrasi, intensif dan berkelanjutan untuk menghasilkan lulusan atau calon tenaga kerja yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“WHW sudah 3 kali melakukan perekrutan tenaga kerja dari alumni Politeknik Negeri Ketapang, dan juga saat ini PT KIP masih membutuhkan 6000 tenaga kerja dari berbagai macam latar belakang pendidikan. Ini artinya perguruan tinggi dan pelaku industri harus bekerjasama lebih optimal lagi untuk menciptakan SDM yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan.”, ungkap Direktur.
Pada seminar tersebut juga turut hadir Ir. Hari Purwanto, M.Sc., DIC yang merupakan Staff Ahli Bidang Infrastruktur Kemenristekdikti. Pada kesempatannya, beliau menyampaikan harapan dari Bapak Menteri Ristekdikti adalah industri yang ada di Ketapang dapat membantu meningkatkan sumber daya manusia dalam 5 atau 10 tahun kedepan.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan dari perwakilan industri yakni PT Ketapang Ecology Agriculture Forestry Industrial Park (KIP) di bawah naungan PT BSM dan PT. Well Harvest Winning (WHW). Setelah pemaparan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan harapan terjadi pertukaran keilmuan, pemikiran dan wacana yang lebih luas antara para peserta dan narasumber.
Kemudian setelah selesai kegiatan seminar, peserta melakukan kunjungan industri ke PT BSM. Kunjungan industri tersebut diharapkan dapat menggambarkan keadaan industri di Kabupaten Ketapang saat ini. (AS/V)